Ayat
1-7
2:1Pertama-tama
aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk
semua orang.
Doa adalah nafas kehidupan orang percaya, melalui doa setiap
anak-anak Tuhan dapat berkomunikasi dengan Allah secara pribadi. Hal ini dilakukan Paulus sebagai wujud
kepedulian mereka terhadap sesama yang telah keluar dari jalur kepercayaan yang
hakiki. Ini merupakan kelanjutan dari
tindakan Paulus setelah memberikan tanggung jawab kepada Timotius untuk
memberantas paham-paham yang sesat. Allah
ingin semua orang hidup benar dan berjalan di jalur Allah. Maka Paulus menasihatkan Timotius untuk
mendoakan semua orang, supaya mereka (semua
orang[1]) percaya kepada-Nya. Orang-orang percaya harus mendoakan raja-raja[2]
dan pembesar-pembesar. Meskipun
kenyataannya orang-orang tersebut jahat, benci dan tidak menyayangkan
orang-orang percaya (Kristen) namun Paulus tetap meminta[3]
jemaat untuk tidak henti-hentinya mendoakan mereka dalam doa syafaat.
Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia
Kristus. Melalui Yesus Kristus, umat Tuhan dapat sera langsung untuk datang
kepad Allah. Paulus menuliskan manusia
Kristus dalam surat ini sebagai jawaban kepada ajaran Gnostik[4]. Pengantara kita tidak lah berdosa, tidak
melakukan kejahatan. Dia menjadi sama
dengan manusia dengan tubuh manusia sejati bukan siluman.
Ayat
8-15
Paulus
mengingini bahwa setiap orang (laki-laki) untuk terus berdoa diaman pun,
disegala tempat dengan mengangkat tangang[5]. Bukan berarti semua tempat boleh dipakai
untuk tempat berdoa, yang penting asal tempat itu tenang dan memungkinkan kita
untuk berdoa. Dengan menadahkan tangan
ke atas, dalam arti bahwa kehidupan kita juga harus benar. Paulus menuliskan dengan “tangan yang suci”,
hidup kita harus tebebas dari segala perkara duniawi, tidak hidup di dalam
dosa, tidak menyembunyikan dosa. Tangan
kita harus murni dihadapan Tuhan.
Jika
hidup kita masih penuh dengan dosa, dan tidak berkenan kepada Allah maka doa
kita tidak akan di dengarkan, Allah akan memalingkan muka dan tidak
mendengarkan doa kita. Oleh sebab itu
kita perlu datang kepada Allah dengan tangan yang suci. Basuhlah tanganmu dari segala pelanggaran
sebelum engkau datang kepada Allah.
Memang
bila ditelaah secara harafiah, Paulus seolah-olah masih mendiskriminasikan
perempuan dan laki-laki. Perempuan harus
tetap tunduk dan berada di bawah pengawasan laki-laki. Namun hal ini bukanlah seperti diskriminasi,
tetapi Paulus mesih memegang kebiasaan Yahudi supaya tidak menjadi
percekcokan. Sekarang semua orang baik
laki-laki maupun perem-puan berhak dan dapat menjadi pemimpin.
Perempuan
dilarang berdandan menor saat dalam beribadah, dilarang memimpin ibadah maupun
untuk mengajar. Perempuan harus pasif dan tunduk mengikuti ajaran dan harus
berdiam diri. Namun meskipun demikian,
perempuan tetap akan mendapatkan keselamantan karena ia melahirkan dan jika ia
bertekun dalam iman. Bukan berarti
dengan melahirkan semua perempuan akan mendapatkan keselamatannya, tetapi hal
ini merupakan kodratnya, sama seperti menjaga anak, membereskan pekerjaan rumah
dll. Yang lebih dimaksudkan adalah jika
ia bertekun dalam imannya maka ia akan diselamatkan.
Gereja
sekarang haruslah terus mendoakan bangsa, pemimpin bangsa ini. Meskipun mereka apatis terhadap kekristenan
kita harus tetap memberikan perhatian kepada bangsa dan pemimpin bangsa kita.
[1] Keselamatan
dimaksudkan untuk semua orang (bdk ayt 4), ini beberbeda dengan ajaran sesat
Gnostik, yang mengajarkan bahwa hanya sekelompok kecil orang yang selamat,
yaitu orang-orang Kristen elit, mereka bukan orang-orang jasmani, malainkan
rohani yang mencapai taraf rohani yang
tinggi melalui bertarak dan pengetahuan
mistis. Tafsir Alkitab; I &
II Timotius dan Titus. Dr. R Budiman.
[2] Pada masa itu
raja-raja adalah orang kafir yang membenci agama Kristen, bahkan mereka sering
menghambat, menyiksa dan membunuh orang Kristen. J. Wesley Brill. Tafsir I & II Timotius dan Titus.
[3] Ada dua alasan
Paulus: 1. Para pengguasa juga adalah
orang-orang yang perlu diselamatkan. 2. Mereka adalah alat dan hamba Allah yang
bertugas untuk mengatur kebaikan hidup warga negaranya. J. Wesley Brill. Tafsir I & II Timotius dan Titus.
[4] Kemanusiaan
Yesus dititik beratkan untuk melawan ajaran Gnostik, yang mengatakan bahwa
pengantara itu datang dalam tubuh manusia yang semua (karena tubuh yang lazim
adalah materi dosa). Tafsir Alkitab; I
& II Timotius dan Titus. Dr. R Budiman.
[5] Adalah
kebiasaan orang Yahudi untuk berdoa dengan mengangkat tangan ke atas dan
kebiasaan ini diambil oleh orang-orang Kristen pertama. I & II Timotius dan Titus. Dr. R Budiman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar