Selasa, 06 September 2011

I Timotius 2:1-15

Ayat 1-7
2:1Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang.
Doa adalah nafas kehidupan orang percaya, melalui doa setiap anak-anak Tuhan dapat berkomunikasi dengan Allah secara pribadi.  Hal ini dilakukan Paulus sebagai wujud kepedulian mereka terhadap sesama yang telah keluar dari jalur kepercayaan yang hakiki.  Ini merupakan kelanjutan dari tindakan Paulus setelah memberikan tanggung jawab kepada Timotius untuk memberantas paham-paham yang sesat.  Allah ingin semua orang hidup benar dan berjalan di jalur Allah.  Maka Paulus menasihatkan Timotius untuk mendoakan semua orang, supaya mereka (semua orang[1]) percaya kepada-Nya.  Orang-orang percaya harus mendoakan raja-raja[2] dan pembesar-pembesar.  Meskipun kenyataannya orang-orang tersebut jahat, benci dan tidak menyayangkan orang-orang percaya (Kristen) namun Paulus tetap meminta[3] jemaat untuk tidak henti-hentinya mendoakan mereka dalam doa syafaat.
Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara  antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus. Melalui Yesus Kristus, umat Tuhan dapat sera langsung untuk datang kepad Allah.   Paulus menuliskan manusia Kristus dalam surat ini sebagai jawaban kepada ajaran Gnostik[4].  Pengantara kita tidak lah berdosa, tidak melakukan kejahatan.  Dia menjadi sama dengan manusia dengan tubuh manusia sejati bukan siluman.

Ayat 8-15
Paulus mengingini bahwa setiap orang (laki-laki) untuk terus berdoa diaman pun, disegala tempat dengan mengangkat tangang[5].  Bukan berarti semua tempat boleh dipakai untuk tempat berdoa, yang penting asal tempat itu tenang dan memungkinkan kita untuk berdoa.  Dengan menadahkan tangan ke atas, dalam arti bahwa kehidupan kita juga harus benar.  Paulus menuliskan dengan “tangan yang suci”, hidup kita harus tebebas dari segala perkara duniawi, tidak hidup di dalam dosa, tidak menyembunyikan dosa.  Tangan kita harus murni dihadapan Tuhan. 
Jika hidup kita masih penuh dengan dosa, dan tidak berkenan kepada Allah maka doa kita tidak akan di dengarkan, Allah akan memalingkan muka dan tidak mendengarkan doa kita.  Oleh sebab itu kita perlu datang kepada Allah dengan tangan yang suci.  Basuhlah tanganmu dari segala pelanggaran sebelum engkau datang kepada Allah.
Memang bila ditelaah secara harafiah, Paulus seolah-olah masih mendiskriminasikan perempuan dan laki-laki.  Perempuan harus tetap tunduk dan berada di bawah pengawasan laki-laki.  Namun hal ini bukanlah seperti diskriminasi, tetapi Paulus mesih memegang kebiasaan Yahudi supaya tidak menjadi percekcokan.  Sekarang semua orang baik laki-laki maupun perem-puan berhak dan dapat menjadi pemimpin.
Perempuan dilarang berdandan menor saat dalam beribadah, dilarang memimpin ibadah maupun untuk mengajar. Perempuan harus pasif dan tunduk mengikuti ajaran dan harus berdiam diri.  Namun meskipun demikian, perempuan tetap akan mendapatkan keselamantan karena ia melahirkan dan jika ia bertekun dalam iman.  Bukan berarti dengan melahirkan semua perempuan akan mendapatkan keselamatannya, tetapi hal ini merupakan kodratnya, sama seperti menjaga anak, membereskan pekerjaan rumah dll.  Yang lebih dimaksudkan adalah jika ia bertekun dalam imannya maka ia akan diselamatkan.
Gereja sekarang haruslah terus mendoakan bangsa, pemimpin bangsa ini.  Meskipun mereka apatis terhadap kekristenan kita harus tetap memberikan perhatian kepada bangsa dan pemimpin bangsa kita.
 
[1] Keselamatan dimaksudkan untuk semua orang (bdk ayt 4), ini beberbeda dengan ajaran sesat Gnostik, yang mengajarkan bahwa hanya sekelompok kecil orang yang selamat, yaitu orang-orang Kristen elit, mereka bukan orang-orang jasmani, malainkan rohani yang mencapai taraf  rohani yang tinggi melalui bertarak dan pengetahuan  mistis.  Tafsir Alkitab; I & II Timotius dan Titus. Dr. R Budiman.

[2] Pada masa itu raja-raja adalah orang kafir yang membenci agama Kristen, bahkan mereka sering menghambat, menyiksa dan membunuh orang Kristen. J. Wesley Brill.  Tafsir I & II Timotius dan Titus.

[3] Ada dua alasan Paulus: 1. Para pengguasa juga adalah orang-orang yang perlu diselamatkan. 2. Mereka adalah alat dan hamba Allah yang bertugas untuk mengatur kebaikan hidup warga negaranya.  J. Wesley Brill.  Tafsir I & II Timotius dan Titus.

[4] Kemanusiaan Yesus dititik beratkan untuk melawan ajaran Gnostik, yang mengatakan bahwa pengantara itu datang dalam tubuh manusia yang semua (karena tubuh yang lazim adalah materi dosa).  Tafsir Alkitab; I & II Timotius dan Titus. Dr. R Budiman.

[5] Adalah kebiasaan orang Yahudi untuk berdoa dengan mengangkat tangan ke atas dan kebiasaan ini diambil oleh orang-orang Kristen pertama.  I & II Timotius dan Titus. Dr. R Budiman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar