Selasa, 06 September 2011

I Timotius 2:1-15

Ayat 1-7
2:1Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang.
Doa adalah nafas kehidupan orang percaya, melalui doa setiap anak-anak Tuhan dapat berkomunikasi dengan Allah secara pribadi.  Hal ini dilakukan Paulus sebagai wujud kepedulian mereka terhadap sesama yang telah keluar dari jalur kepercayaan yang hakiki.  Ini merupakan kelanjutan dari tindakan Paulus setelah memberikan tanggung jawab kepada Timotius untuk memberantas paham-paham yang sesat.  Allah ingin semua orang hidup benar dan berjalan di jalur Allah.  Maka Paulus menasihatkan Timotius untuk mendoakan semua orang, supaya mereka (semua orang[1]) percaya kepada-Nya.  Orang-orang percaya harus mendoakan raja-raja[2] dan pembesar-pembesar.  Meskipun kenyataannya orang-orang tersebut jahat, benci dan tidak menyayangkan orang-orang percaya (Kristen) namun Paulus tetap meminta[3] jemaat untuk tidak henti-hentinya mendoakan mereka dalam doa syafaat.
Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara  antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus. Melalui Yesus Kristus, umat Tuhan dapat sera langsung untuk datang kepad Allah.   Paulus menuliskan manusia Kristus dalam surat ini sebagai jawaban kepada ajaran Gnostik[4].  Pengantara kita tidak lah berdosa, tidak melakukan kejahatan.  Dia menjadi sama dengan manusia dengan tubuh manusia sejati bukan siluman.

Ayat 8-15
Paulus mengingini bahwa setiap orang (laki-laki) untuk terus berdoa diaman pun, disegala tempat dengan mengangkat tangang[5].  Bukan berarti semua tempat boleh dipakai untuk tempat berdoa, yang penting asal tempat itu tenang dan memungkinkan kita untuk berdoa.  Dengan menadahkan tangan ke atas, dalam arti bahwa kehidupan kita juga harus benar.  Paulus menuliskan dengan “tangan yang suci”, hidup kita harus tebebas dari segala perkara duniawi, tidak hidup di dalam dosa, tidak menyembunyikan dosa.  Tangan kita harus murni dihadapan Tuhan. 
Jika hidup kita masih penuh dengan dosa, dan tidak berkenan kepada Allah maka doa kita tidak akan di dengarkan, Allah akan memalingkan muka dan tidak mendengarkan doa kita.  Oleh sebab itu kita perlu datang kepada Allah dengan tangan yang suci.  Basuhlah tanganmu dari segala pelanggaran sebelum engkau datang kepada Allah.
Memang bila ditelaah secara harafiah, Paulus seolah-olah masih mendiskriminasikan perempuan dan laki-laki.  Perempuan harus tetap tunduk dan berada di bawah pengawasan laki-laki.  Namun hal ini bukanlah seperti diskriminasi, tetapi Paulus mesih memegang kebiasaan Yahudi supaya tidak menjadi percekcokan.  Sekarang semua orang baik laki-laki maupun perem-puan berhak dan dapat menjadi pemimpin.
Perempuan dilarang berdandan menor saat dalam beribadah, dilarang memimpin ibadah maupun untuk mengajar. Perempuan harus pasif dan tunduk mengikuti ajaran dan harus berdiam diri.  Namun meskipun demikian, perempuan tetap akan mendapatkan keselamantan karena ia melahirkan dan jika ia bertekun dalam iman.  Bukan berarti dengan melahirkan semua perempuan akan mendapatkan keselamatannya, tetapi hal ini merupakan kodratnya, sama seperti menjaga anak, membereskan pekerjaan rumah dll.  Yang lebih dimaksudkan adalah jika ia bertekun dalam imannya maka ia akan diselamatkan.
Gereja sekarang haruslah terus mendoakan bangsa, pemimpin bangsa ini.  Meskipun mereka apatis terhadap kekristenan kita harus tetap memberikan perhatian kepada bangsa dan pemimpin bangsa kita.
 
[1] Keselamatan dimaksudkan untuk semua orang (bdk ayt 4), ini beberbeda dengan ajaran sesat Gnostik, yang mengajarkan bahwa hanya sekelompok kecil orang yang selamat, yaitu orang-orang Kristen elit, mereka bukan orang-orang jasmani, malainkan rohani yang mencapai taraf  rohani yang tinggi melalui bertarak dan pengetahuan  mistis.  Tafsir Alkitab; I & II Timotius dan Titus. Dr. R Budiman.

[2] Pada masa itu raja-raja adalah orang kafir yang membenci agama Kristen, bahkan mereka sering menghambat, menyiksa dan membunuh orang Kristen. J. Wesley Brill.  Tafsir I & II Timotius dan Titus.

[3] Ada dua alasan Paulus: 1. Para pengguasa juga adalah orang-orang yang perlu diselamatkan. 2. Mereka adalah alat dan hamba Allah yang bertugas untuk mengatur kebaikan hidup warga negaranya.  J. Wesley Brill.  Tafsir I & II Timotius dan Titus.

[4] Kemanusiaan Yesus dititik beratkan untuk melawan ajaran Gnostik, yang mengatakan bahwa pengantara itu datang dalam tubuh manusia yang semua (karena tubuh yang lazim adalah materi dosa).  Tafsir Alkitab; I & II Timotius dan Titus. Dr. R Budiman.

[5] Adalah kebiasaan orang Yahudi untuk berdoa dengan mengangkat tangan ke atas dan kebiasaan ini diambil oleh orang-orang Kristen pertama.  I & II Timotius dan Titus. Dr. R Budiman.


2 Timotius 2:1-26


2 Timotius 2:1-26
1 Sebab itu, hai anakku jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. 
‘Jadilah kuat’ berarti ‘dikuatkan’ dan ‘kuatkanlah dirimu’.  Anugerah dan iman harus bersatu supaya memberikan mamfaat.  Penekanan Paulus supaya Tmotius tetap tinggal di dalam kasih karunia Allah.  Anugerah diartikan pertolongan yang datang dari Allah. 
Timotius telah menerima kekuatan dari Roh Kudus sebagaimanan di pasal sebelumnya.  Paulus menekankan penerapan atas apa yang telah diterimanya dari Roh Kudus dan pengajaran yang diajarkan oleh Paulus.  Paulus terus menerus menguatkan Timotius supaya kuat menghada-pi segala tantangan dalam pelayanannya.  Dengan penerapan kekuatan yang diterimanya diha-rapkan Timotius dapat atau mampu menjawab segala tantangan yang diterimanya di dalam pela-yanannya.   Timotius hanya bisa bertahan dalam pelayanan jika tetap bersekutu dengan Kristus Yesus. 
Bergantung di dalam Kasih karunia Allah merupakan prinsip mutlak bagi kehidupan pelayan Tuhan.  Kebergantungan itu bisa digambarkan dengan pokok anggur dan rantingnya seperti dalam Injil Yohanes.  Kita dapat berbuah apabila kita tinggal di dalam Kristus, berhubungan dengan Kristus atau memiliki kaitan yang tidak terputuskan dengan Kristus.  dengan demikian kita dapat kuat, dapat dikuatkan oleh kasih karunia yang mengalir melalui Kristus ke dalam hidup kita.
2 Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercaya, yang juga cakap mengajar orang lain.
Kembali lagi Paulus menugaskan Timotius untuk menggenerasikan pengajaran-penga-jaran Kristian yang sehat kepada orang-orang yang juga cakap mengajar.  Semua yang telah diterima Timotius di masa lampau yang berkaitan dengan ajaran-ajaran sehat dan benar harus juga dipercayakan kepada orang-orang yang berkapasitas dalam mengajar.  Paulus menambah-kan kata ‘banyak saksi’, pernyataan ini menyangkut orang-orang yang menyaksikan pertumbu-han rohani antara lain; Barnabas, neneknya Lois dan ibunya Unike serta jemaat atau pun penetua.  Harta yang indah itu haruslah dipercayakan kepada orang-orang yang bisa diper-caya, yang tidak akan menyelewengkan Injil dengan perbuatan mereka atau mencari untung dari Injil.  Persyara-tan ini mutlak harus dimiliki oleh setiap pengajar, sama halnya juga dengan pengerja-pengerja gereja atau jemaat.
Apakah saya sudah masuk dalam kategori cakap mengajar?  Belum dan masih terus belajar.  kecapakan mengajar bukan hanya ditentukan oleh kemampuan kita menggali bahasa asli Alkitab tetapi juga kita harus tetap konsisten dengan pesan dari Firman Allah.  sekarang ini, banyak pengkotbah yang instan, belajar 3-6 bulan sudah dapat berkotbah di atas mimbar.  Apa-kah itu bisa diterima? Ada juga orang yang bertahun-tahun belajar di sekolah teologi, tetapi urusan kotbah masih juga menjadi ketakutan.  Mana yang akan dipakai Tuhan, orang yang se-tengah-setengah belajar Alkitab atau orang yang lama menempuh di STT.  Namun sekarang ini banyak jemaat senang dengan kotbah-kotbah instan hasil galian pengkotbah instan, dan justru yang kotbah pedah tidak disukai jemaat.  tapi yang terpentingkan adalah kecakapan kita menga-jar kebenaran Firman Allah.
3Ikutlah menderita sebagai prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
Paulus menggunakan kiasana prajurit yaitu yang berjuang untuk kepentingan koman-dannya yaitu Kristus Yesus.  Seorang pengikut Kristus haruslah siap sedia menanggung penderi-taan, hal ini menjadi bagian dari kehidupan Kristen yang mana Kristus Yesus sendiri pun juga telah menanggung penderitaan.
4Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusikan dirinya dengan soal-soal penghidupan-nya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.
Seorang pekerja Tuhan harus mengabdikan diri secara total kepada Tuhan, tanpa harus memikirkan keperluan-keperluan kehidupan sehari-hari.  Dengan demikian dia akan disenangi oleh komandannya.  Loyalitas yang total dalam setiap segi kehidupan harus dicerminkan seorang hamba Tuhan dalam kehidupannya.  Tidak perlu kuatir dengan penghidupannya, yang pasti Tuhan akan mencukupkan kebutuhannya setiap hari.
5Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga. 
Dalam pertandingan Yunani para pemain bersumpah bahwa mereka telah menjalani latihan.  Setiap olahragawan harus menghormati setiap aturan dalam pertandingan.  Di sini berlaku disiplin hidup yang tinggi.  Pesan Paulus ialah bertandinglah dengan disiplin rohani yang tinggi, dengan keuletan , jerih payah dan pengorbanan.  Karena pada akhirnya akan menerima mahkota juara yaitu berkat masa mendatang dan juga berkat masa kini ketika kita masih hidup.
6Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.
Seorang petani harus bekerja keras tanpa mengenal lelah.  Dia harus membajak, menyi-angi, menanam, membersihkan, memanen hasilnya.  Imbalan kerja keras itu adalah hasilnya yang bisa dinikmati.  Setiap kita yang melakukan pekerjaan Tuhan, akan mendapatkan pahala masing-masing menurut pekerjaan kita sendiri.
7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.
Paulus sendiri tidak dapat menerangkan segala hal sampai kepada yang terkecil.  Cukuplah ia memberikan petunjuk-petunjuk yang garis besarnya di indahkan Timotius.  Tuhan-lah yang akan memberikan pemahaman atau petunjuk yang mendalam mengenai ajaran-ajaran pokok yang telah disampaikan Paulus kepada Timotius.  Kita butuh Kristus Yesus untuk mema-hami segala sesuatu masalah-masalah yang terjadi, memahami Firman-Nya sehingga segala kon-disi dapat kita hadapi di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
 8 Ingatlah ini; Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.
Kata ‘Ingatlah’ menggunakan bentuk present Imperative artinya ingatlah terus menerus.  Timotius harus terus menerus mengingat akan Kristus yang hidup, yang berkuasa karena hanya di dalam Dia, Timotius mendapatkan kekuatan.  Kebangkitan Kristus pun akan menjadi kebang-kitan kita juga.  Jika Paulus akan mati, dia juga akan bangkit atau pun jika kelak Timotius mati dia juga akan dibangkitkan oleh Kristus Yesus kelak.  Ini berarti Timotius harus tetap beriman kepada kebangkitan Kristus Yesus.  Dia dilahirkan sebagai manusia, Dia adalah sang Mesias yang dijanjikan dalam PL.  Penjelasan kematian ini pun bertujuan untuk mematahkan konsep Gnostik yang berkata bahwa kedatangan Kristus Yesus ke dunia memakai tubuh semu, jika demikian pengorbanan Yesus di kayu salib tidak akan memberi dampak terhadap penghapu-san dosa.  Yesus datang kedunia dengan tubuh manusia, Dia dilahirkan dari keturunan Daud yang telah dinubuatkan dalam kitab-kitab PL.  Kita pun demikian harus senantiasa terus menerus mengingat Kristus Yesus yang berkuasa atas kehidupan kita, beriman akan kebangkitan kita kelak dan hidup bersama-sama dengan Kristus Yesus.
 9 Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi Firman Allah tidak terbelenggu.
Keadaan Paulus saat ini justru lebih parah dari keadaan sebelumnya yaitu pada saat ditahan untuk pertama kalinya.  Sekarang ini dia tahan dalam penjara dan tahanan khusus.  Inilah ‘buah’ dari pekerjaannya untuk memberitakan Injil.  Paulus dianggap sebagai penjahat kelas atas, seperti penjahat yang tersalib di sebalah Yesus Kristus.  tuduhannya bukan lagi perselisihan agamawi, tetapi menjalah kepada tuduhan pembuat keonaran di kekaisaran Romawi.   Ini men-jadi teladan bagi kita, bahwa pelayanan kita tidak pernah untuk menyenangkan dunia, pemberi-taan Injil yang kita lakukan justru akan menjadi ancaman bagi dunia, Iblis akan memakai peme-rintah untuk membelenggu kita sehingga kita tidak bisa memberitakan Injil-Nya.  Paulus telah terbelenggu di dalam penjara, namun kesaksiannya terus berjalan.  Sekarang pemberitaan Injil sepenuhnya diserahkan kepada generasi berikutnya salah satunya Timotius dan generasi seka-rang kita saat ini.
Firman Allah tidak pernah terbelenggu.  Firman itu bersifat kuasa rohani, sekalipun kita terbelunggu, alat terbelenggu tetapi Firman Allah tetap bekerja, kuasa Allah tidak bisa dibeleng-gu oleh apa pun.  Kuasa dunia ini boleh saja menghentikan misionaris memberitakan Injil sebagaimana yang dialami Paulus, tetapi mereka tidak dapat menghentikan kuasa Allah yang bekerja melalui Firman yang bekerja di dalam hati manusia.  Ini menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita jangan takut akan ancaman penguasa-penguasa yang menghalangi kita untuk mem-beritakan Injil.  Injil itu adalah POWER OF GOD, bukan benda yang bisa dihalang-halangi oleh manusia.
10Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemauliaan yang kekal. 
Bukan hanya penjara tetapi kematiaan pun tidak menjadi ancaman bagi Paulus, dia tetap sabar menjalani hidupnya.  Paulus rela menderita bahkan mati supaya orang-orang piliha Allah dapat mendengarkan Injil dan  menerima keselamatan dari Allah Bapa.  Orang-orang itu bukan saja yang sudah percaya tetapi juga orang-orang pilihan Allah yang masih menunggu Injil dan yang akan bertobat.  Paulus tidak hanya memikirkan kepentingannya sendiri, tetapi dia memikir-kan kebutuhan orang lain akan keselamatan yang dari Kristus Yesus.
11 Benarlah perkataan ini; Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia, 12Jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia, jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita, 13Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.
Jika kita mati dengan Dia.  Ini mengingatkan kita akan kematian kita terhadap dosa, kita mati terhadap dosa dan hidup di dalam Kristus.
Jika kita bertekun. Untuk mencapai kesempurnaa seperti Kristus kita harus tetap bertekun untuk menghadapi segala macam persoalan hidup.  Ikut memerintah; orang-orang percaya akan bersama-sama mengadili orang-orang yang tidak percaya
Menyangkal; ini seturut dengan perkataan Yesus, setiap orang yang tidak mengakui Anak Manusia, maka Anak Manusia pun tidak mengakuinya di hadapan Allah Bapa.
Tidak setia. Sekalipun kita tidak setia dengan komitmen atau janji kita kepada Allah, Dia tidak akan berubah menjadi tidak setia.  Karena salah sati sifat Allah adalah kasih setia yang tidak pernah berkesudahan. 
14 Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka dihadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya.  
Ingatkanlah artinya terus menerur mengingatkan orang, tidak hanya sekali dua kali supaya kelak mereka menjadi hamba-hamba yang berkenan dihadapan Allah, atau hidup berseungguh-sungguh di hadapan Allah.  Jangan mereka bersilat kata atau perang kata; jangan berdebat dengan orang-orang yang tidak sepaham (gnostik), tidak ada gunanya.
15Usahakanlah supaya engkau layak dihadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah  malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. 16Tetapi hidarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci yang hanya menambah kefasikan.17Perkataan mereka menjalar seperti kanker.  Diantara mereka termasuk Himeneus dan Filetus, 18yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan kebangkitan kita telah berlangsung dengan demikian merusak iman sebagian orang.
Janganlah sekali-kali guru-guru jemaat mengikuti debat yang tidak bermamfaat dengan guru-guru sesat, yang pada akhirnya hanya menambah kefasikan.  Pengaruh guru-guru sesat itu sangat hebat, intelektual mereka tinggi, ajaran-ajaran mereka seolah-olah benar yang memberikan kesan suci dan benar.  Sehingga dikatakan dapat menjalar seperti kanker.  Sel kanker dapat menjalar dengan cepat dan mematikan.  Himeneus dan Filetus dua diantaranya, Himeneus telah dikucilkan Paulus tetapi ia ternyata masih berhasil mempertahankan diri bahkan pengiktunya bertambah.  Muncul lagi unsur ajaran Gnostik yang menyimpang dari Injil Allah.  Gnostik berkata kebangkitan kita telah berlangsung artinya telah terjadi kebangkita roh, buka kebangkitan tubuh.  Yang artinya bahwa mereka menentang kebangkitan tubuh pada masa kedatangan Kristus Yesus kedua kalinya.  Penyangkalan kepada kebangkitan tubuh merusak iman sebagian orang percaya saat itu.  Namun Paulus kembali menegaskan iman yang dipegang oleh orang-orang kudus-Nya tidak akan goyah. 
19 Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan materainya adalah; ‘Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya’ dan ‘setiap orang yang menyebutkan nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan’.
Allah telah memberikan dasar yang teguh kepada orang-orang percaya yang menjadikan iman mereka teguh dan tidak goyah.  Materainya adalah Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya.   Materai diberikan sebagai tanda pengenal pada milik seseorang.  mengenal kepunyaan-Nya berati dari sejak semula, ini menunjukkan kepada pilihan Allah terhadap kita, mendahului segala perbuatan kita.  Allah tidak sekali-kali lupa akan orang-orang pilihan-Nya.  Ketika Allah memililh manusia, manusi pun harus meresponi pilihan itu dengan bijak yaitu hidup kudus, orang-orang yang memanggil nama-Nya harus meninggalkan segala kejahatan. 
20 Dalam rumah yang besar tidak hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan nah liat; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia.21Jika seseorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.22Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kerjarlah keadialan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.23Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh tidak layak.  Engkau tahu bahwa soa-soall itu menimbulkan pertengkaran, 24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang.  Ia harus cakap mengajar, sabar, 25dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,26dan dengan demikian mereka menjadi sabar kembali karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.
Perabot dari emas dan perak..kayu dan tanh liat.  Perabot dari logam mulia bisanya digunakan pada acara-acara khusus, tetapi perabot dari kayu dan tanah liat digunakan untuk sehari-hari.  Penggunaan kata muli dan kurang mulia menunjukkan hak Allah untuk menentukan arah hidup seseorang.  namun hal itu bukan berarti tidak ada tanggung jawab manusi di dalamnya.  Justuru manusia tetap bertanggung jawab akan kehidupannya, bukan artinya bahwa yang kurang mulia itu akan menjadi mulia.  Ini merupakan pertanda bahwa setiap perabot memiliki tujuan masing-masing.  Dengan penyucian diri dari segala kejahatan perabot-perabot itu dapat terus berfungsi dengan maksud sebagaimana Allah menciptakannya.s
Janganlah nafsu menguasai diri kita, sebab ketika nafsu menguasai diri kita, maka kita akan kehilangan kendali atas diri kita, lekas marah, atau terlalu cepat memberikan reaksi. 
Janganlah mencari-cari persoalan dengan guru-guru sesat, justru itu akan menyebabkan pertengkaran yang tidak ada gunanya.  Jika sekali-kali Timotius masuk ke dalam perdebatan maka akan melahirkan pertengkaran yang tidak sesuai dengan Injil.  Nasihat untuk tidak boleh bertengkar berlaku terhadapa semua orang Kristen.  Sabar dan lemah lembut terhadap guru-guru sesat mengkin dapat membawa mereka ke dalam pertobatan kembali kepada jalan kebenaran.  Pengenalan akan Allah yang sejati tidaklah terdapat di dalam gnostik tetapi di dalam Injil Kristus. 
Sadar kembali.  Mengandung pengertian seseorang yang pingsan dibius lama menjadi siuman.  Hal ini menggambarkan guru-guru sesat/orang-orang sesat yang terbius oleh pengaruh Iblis, tugas Timotius adalah sabar dan lemah lembut kepada mereka supaya kelak mereka sadar/siuman dari pengaruh Iblis.    
Referensi :
Tafsir Alkitab Masa Kini Vol.3 Matius-Wahyu.
The Wycliffe Bible Commentary. Charles F. Pfeiffer. Et al.
A Commentary on the whole Bible. Matthew Hnery.
Bible Study Edition. 

Qualification of Christian Ministers


Qualification of Christian Ministers (chapter 3)
Ayt 1 Benarlah perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah."
Paulus mengawali bagian ini dengan sebuah peribahasa “orang yang menghendakai jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah ini”. Pernyataan yang hampir mirip juga Paulus nyatakan dalam 1:15 “ here is a trustworthy/true fhaitful”.  Pernyataan ini memang tidaklah sama dalam pengertiaannya.  Dalam 1:15 itu berkaitan dengan karya penebusan Kristus, sementara dalam 3:1 ini lebih menjelaskan kepada pernyataan manusia pada umumnya atau pernyataan yang popular saat itu.  Jadi lebih tepatnya dikatan demikian: “keinginan untuk memimpin adalah suatua cita-cita/ambisi yang terhormat.[1]  Namun keinginan itu bukanlah kehendak atau ambisi manusia semata.  Pelayan gereja haruslah betul-betul atas kehendak Allah.  Keinginan seseorang untuk menjadi penilik jemaat atau penetua hendakalah seperti keingina Abraham akan negeri surgawi.[2]
2 Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang,  Paulus pun menuliskan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh penilik jemaat atau penetua[3].  Seorang diaken haruslah hidupnya tidak bercela.  Persyaratan pertama dimulai dari lingkungan keluarga.  Keluarga sebagai gambaran kehidupan seseorang.  Apabila keluarganya kacau tidak ada kehidupan mana bisa mungkin dia terpilih menjadi penilik atau penetua.  Dia harus seorang yang memiliki reputasi baik di hadapan keluarga, anak-anak maupun istrinya.  Se-orang yang tidak bercacat, seorang yang tidak memiliki karakter buruk, karekakter jelek, sehing-ga reputasinya rusak di hadapan jemaat.[4]  Memiliki istri satu, tidak hidup dalam pernikahan poli-gami.  Atau lebih jelas lagi tidak terkaid skandal sesualitas dengan yang bukan pasangannya.[5]  Di dalam ruamh tangga Kristen seorang suami beristrikan satu orang dan sebaliknya[6].  Hal ini men-jadi peringatan keras bagi calon penetua atau penilik jemaat.  Selanjutnya dikatakan dapat mena-han diri.  Aslinya mengatakan dapat menahan diri dalam menggunakan anggur.[7]  
Seorang yang bijak sana, tahu apa yang berkenan kepada Allah, mengambil keputusan dengan penuh pertimbangan hidup seturut dengan hikmat Allah.  Suka member tumpangan, seperti halnya pesan Paulus kepada jemaat di Roma, supaya mereka memberikan tumpangan kepada orang-orang Kristen yang datang ke Roma.  Dan cakap mengajar orang,  ajarannya harus sesuai dengan doktrin  dan Firman Allah.  Seorang calon harus memiliki reputasi yang baik di dalam gereja maupun di luar gereja dengan demikian dia bisa menjadi teladan bagi semua orang dan orang-orang pun dapan mengikuti teladan kehidupannya. 
3 bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang,
Syarat yang berikutnya adalam  bukan peminum.[8]  Hidupnya harus jauh dari mabuk-mabuk.  Orang Efesus dan Kreta memiliki kecenderungan mabuk-mabukan saat merayakan satu hal.  Atau pun orang-orang Roma atau prajurit Roma yang menang perang, mereka akan mabuk-mabukan bahkan tidur dengan perempuan-perempuan sebagai ekspresi kemenangan.  Bukan berarti sama sekali tidak boleh minum anggur.  Paulus justru menganjurkan Timotius untuk menim anggur.  Tapi dalam hal ini, adalah jangan sampai mabuk sehingga hilang kesadaran atau kehilangan kendali.  Kita tahu orang mabuk tidak akan sadar dengan apa yang diperbuatnya.  Bahkan moraltasnya pun amblas.
Bukan seorang pemarah[9] dalam perkataan bahasa Yunani berati sabar atau cermat atau tidak suka bertengkar.  Tidak membalas kejahatan dengan kajahatan, bukan orang yang cepat naik pitam, bukan orang yang cepat mengeluarkan respon negative, bukan pula seorang yang ringan tangan atau yang suka memakai cara kekerasan dalam menyelesaikan masalah.  Tetapi haruslah seoran yang ramah, rendah hati, menyelesaikan persoalan dengan tangan dingin dan kepada dingin.
Bukan hamba uang,   hal ini sejajar dengan pernyataan Paulus dalam Epistel 6:10 yang mengatakan bahwa akar segala kejahatan adalah cinta akan uang.  Seorang hamba Tuhan harus memiliki konsep bahwa uang harus dikelola dengan berhikmat.  Uang harus menjadi hamba manusia artinya manusia sebagai pengelola keuangan.  Termasuk di dalam gereja, pelayanan dalam gereja tentunya berkaitan dengan hal uang yaitu persembahan.  Jadi pekerja Kristus harus hidup mengelola keuangan gereja dengan dasar cinta kepada Tuhan.  Jadi uang dipakai untuk melaksanakan pelayanan di dalam rumah Tuhan.
Seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. (4).
Seorang pemimpin keluarga yang baik, harus menjadi kepada keluarga yang disegani oleh anak-anak dan Isrtinya[10].   Seorang calon pekerja jemaat adalah seorang yang dapat me-mimpin keluarganya sendiri baru ia bisa  memimpin jemaat.  seorang ayah yang baik memiliki citra baik dihadapan anak-anaknya, mampu mengontrol anak-anaknya, berhasil mendidik anak-anaknya di hadapan Allah.  Dalam kehidupan rumah tangga Kristen, tanggung jawab mendidik anak-anak seturut dengan kebenaran Firman Allah sangatlah ditekankan.  Demikian juga dengan hubungannya dengan istri.  Harus menjadi suami yang baik dan berwibawa di hadapan istrinya.  Jika seorang tidak bisa memimpin di dalam rumah tangganya sendiri bagaimana ia mungkin bisa memimpin jemaat Allah?. 
Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis.
 Calon bukan berasal dari orang yang baru petobat[11].  Colon harus bebenar orang yang betul-betul memiliki pengetahuan akan Firman Allah.  Orang yang beru percaya ketika dipilih menjadi penetua akan cenderung menjadi sombong dengan dirinya.  Dia juga harus memiliki nama baik ditengah-tengah masyarakat pada umumnya, jangan sampai suatu waktu dia digugat oleh orang-orang luar karena kesalahannya.

Syarat-Syarat Diaken
Setelah selesai menjelaskan syarat-syarat bagi penetua atau gembala sidang.  Paulus kemudian menjelaskan tetang syarat-syarat diaken.  Sebenranya tidak jauh berbeda dari syarat-syarat bagi penetua atau gembala sidang, namun Paulus menambahkan beberapa hal di bagian ini. 
Demikian juga diaken-diaken haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah.
Seorang diaken harus terhormat di lingkungannya, harus bisa dipercaya dan memiliki wibawa.  Perbuatannya haruslah mencerminkan kebaikan, tidak menjadi orang yang plin-plan atau tidak tegas/ bercabang lidah[12].  Perkataannya haruslah konsisten dengan perbuatan.  J Wesley Brill berkata: “pelayan harus sopan dan jangan bercabang lidah, yaitu berkata begini kepada satu pihak dan berkata begitu kepada pihak lain dengan maksud supaya berkenan kepada kedua pihak.”[13]  Calon diaken haruslah orang yang berkata jujur, apa adanya, konsisten, berintegritas dan dapat dipercaya perkataan dan perbuatannya.
Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat. 
Dalam ilmu pemerintahan kita mengenal apa yang namanya fit and test properties atau uji kelayakan seorang calon.  Tes ini menyangkut kerohanian, mental dan fisik.  Ini juga yang dimaksudkan Paulus kepada para calon.  Calon pekerja Tuhan harusah diuji kelayakannnya terlebih dahulu apakah ia patut dan pantas diangkat atau memegang jabatan diaken.  Jabatan dalam sidang tidak boleh diberikan kepada orang yang belum layak bagi jabatan itu.  Segala keputusan-keputusannnya, kegiatannya dan hal tidak bercela harus diuji terlebih dahulu barulah diberi jabatan kalau ia kedapatan layak.
Keseluruhan pesan ini dituliskan Paulus bagi Timotius untuk memilih atau membentuk pekerja rumah Tuhan sesuai dengan akidah yang telah di tetapkan.   Prinsip-prinsip ini haruslah menjadi dasar fit and test properties seorang pekerja Tuhan di zaman sekarang ini.  Dia harus betul-betul menjadi seorang yang layak uji dalam pelayanan pekerjaan Tuhan.  Amin.





  





[1] The Apostle’s remark which opens this section of his letter-This is true saying-sounds superficially like his early statement in 1:15, “this is true faithful saying,’ but the resemblance is only apparent.  That earlier remark statement introduced a most significant teaching concer-ning the redeeming work of Christ.   But here no such solemn statement of faith is involved. ..the correct translation is :”there is a popular saying: “to aspire to leadership is an honorable ambi-tion”.  R. E. Howard et al.  Beacon Bible Commentary: Vol. 9  Galatians Through Philemon.  578.
[2] Tafsir Alkitab Masa Kini Vol 3: Matius-Wahyu.  BPK Gunung Mulia. 870.
[3] Penilik jemaat (yun. Episkopos) dan penetua (presbyteros) dalam zaman PB adalah per-kataan-perkataan yang sama-sama dipakai untuk pejabat yang sama.  Istilah pertama mencakup jabatan dan tugas, yang kedua, kehormatan dan kepangkatan.  Tiap-tiap jemaat loka mempunyai beberapa pejabat demikian.  Tafsiran Alkitab Masa Kini Vol 3: Matius-Wahyu.  BPK. Gunung Mulia.  718.
[4]  A leader in the church of Christ must have no obvious defect in his character and must be a person of unsullied reputation.  R. E. Howard, et al.  Beacon Bible Commentary Vol. 9: Galatians-Philemon.  579.     
[5]  Pasti itu berarti seorang yang tidak tersangkut dalam hubungan-hubungan gelap sesksual pada  masa lampau yang bertentangan dengan iman kristian.  Banyak orang yang bertobat  yang tersangkut dalam hubungan seksual.  Tafsir Alkitab Masa Kini. Vol 3. Matius-Wahyu.  BPK Gunung Mulia.  718.
[6] Here is a caution against polygamy, which posed a serious problem for the church whose members must be won to Christ out of a paganism which was easily tolerant of plural marriage.  R. E. Howard, et al.  Beacon Bible Commentary Vol. 9: Galatians-Philemon.  579.  
[7] Wycliffe.  The Wycliffe Bible Commentary Vol. 3: New Testament.  870.
[8] Frasa ini (Yun. Meparoinon, dari me berarti tidak dan paroinos, kata kerja majemuk ber-arti “pada, dengan, dekat anggur”.  Yang diterjemahkan secara harafiah tidak dekat dengan anggur.  Di sini Alkitab menuntut bahwa seorang penilik jemaat tidak boleh duduk disamping anggur, atau dengan anggur.  Atau dengan kata lain dia tidak boleh minum  anggur yang mema-bukkan, tergoda atau terbujuk olehnya, atau makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk.  Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan.  I Timotius 3:3.
[9] No striker is an expression which calls for some interpretation in this text.  Literally its means “not giver of blows” and has been translated by Kelly as “not given to Violence.”  A man of God must be characterized by Christian Love an restraint.  R. E. Howard, et al. Beacon Bible Commentary Vol 9: Galatians-Philmon.  581.     
[10] Salah satu syarat kunci bagi seorang penilik jemaat adalah kesetiaan dalam hubungan pernikahan dan keluarga.  Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan.  I Timitius 3:4
[11] Ketua2 dan gembala2 sidang djangalah dari orang jang baru pertjaja, jang baru mempela-djari agama Masehi.  Orang sematjam itu mudah sekali tjongkak dan menjangka bahwa ia tahu segala-galanja tetapi sebenarnja tidak.  Orang2 yang kurang pendidikanja tjenderung kepada kesombongan.  Setan telah djatuh oleh sebab ketjongkakan dan ketjongkakn itulah djerat setan.  J. Wesley Brill.  Lascar Tuhan Jang Tak Usah Malu.  The Christian Missionary Alliance. 38.

[12] Deacon are no to be double tongued, that is saying one thing to one person and another thing to another, and so giving rise to misunderstandings and discord and forfeiting the confi-dence of the churches they serve.  Charles R. Erdman.  The Pastoral Epistles Of Paul ( I and II Timothy, Titus).  The Westminster Press.  49.
[13] J. Wesley Brill. Laskar Tuhan Jang Tak Usah Malu. The Christian Missionary Alliance.  39. 

Mika 6:1-8

Latar Belakang Sejarah
“Mika hidup semasa dengan Yesaya, tetapi sedang Yesaya bergaul dengan raja dan istana di Yerusalem, Mikha adalah seroang dari kampun kecil dan tempat-tempat terbuka.  Seba-gian besar hubungan Yesaya adalah dengan penduduk dan kegiatan kota, sedangkan Mikha menyaksikan perkara-perkara yang terjadi diantara orang dusun, rakyat Yehuda yang tertindas.”[1]
Menurut penjelasan buku Survey Perjanjian Lama:
Dikemukakan bahwa ia sudah bernubuat selama masa pemerintahan raja-raja Yotam, Ahas, Hizkia.  Ketiga raja ini memerintah selama paruh bagian pertengahan akhir abad ke 8 SM.  Mikha melayani selama masa krisis yang ditimbulkan kerajaan Asyur.  Ia menyak-sikan peristiwa-peristiwa yang mendatangkan kehancuran dan pembuangan dari kerajaan Israle Utara[2].
Asyur muncul sebagai kerajaan yang super power di masa Mikha.  Banyak bangsa-bangsa kecil di bagian barat hidup dengan rasa kekawatiran dan ketakutan kepada bangsa Asyur.  Pada masa itu, kerajaan Asyur sedang melakukan ekspedisi militer secara besar-besaran yang dipimpin oleh Sanherib.  Ekspedisi militer tersebut sampai kepada wilayah kerajaan Yehuda, sehingga banyak daerah-daerah kerajaan Yehuda yang dicaplok oleh Asyur.  
Penyerbuan yang paling membahayakan adalah dan yang biasanya dianggap sebagai latar belakang sejarah bagi banyak nubuat Mikha adalah ekspedisi militer Sanherib yang men-capai puncaknya dan pengepungan Yerusalem pada tahun 701 SM.  Dalam ekspedisi militer ini banyak kota kota Yehuda yang dikepung dan dihancurkan, yang paling terkenal adalah kota Lakhis.[3]
Kendatipun demikian catatan sejarah Asyur tidak menjelaskan akhir dari pada ekspedisi tersebut.  Namun dalam II Raja2 19:35 mencatat bahwa tentara Asyur, yang berjumlah 185,000 orang, dibunuh pada waktu malam oleh ‘malaikat TUHAN’.  II Raja2 19 menjelaskan bahwa Allah melepaskan Yerusalem dari serangan Asyur.  Panah Asyur tidak akan ditembakkan ke Yerusalem, Sanherib akan kembali ke kotanya melalui jalan ia datang dan akan mati dengan pedang di negerinya sendiri.  Hal itu pun terjadi; oleh dua putranya yang bersekongkol untuk membunuh dia.
Pada abad 8, Allah mengutus Mikha ditengah umat-Nya untuk memperingatkan bangsa itu akan segala dosa Yehuda.  Pada masa itu terjadi pergolakan politis dan kerusuhan sosial.
Keberhasilan besar raja Uzia di bidang militer sudah berkembang menjadi masa kemak-muran ekonomi bagi beberapa orang.  Pertumbuhan ekonomi menyebabkan terjadi pula perkembangan golongan pedagang di Israel dan kelompok-kelompok dalam masyarakat yang sebelumnya tidak pernah ada.  Golongan petani dalam masyarakat sering kali men-dapatkan dirinya dalam kekuasaan pada pedagangm yang tampaknya mendapatkan dukungan dari pihak raja[4].
Kemerosotan atau ketimpangan sosial serta keberagamaan yang palsu ini yang melatar belakangi panggilan Allah kepada Mikha.  Kekacauan di dalam sistem sosial, dimana pedagang menguasai petani, hal ini semakin di perparah dengan dukungan raja terhadap kaum pedagang.  Sehingga terjadi ketimpangan ekonomi.  Di sisi lain; dalam bidang agama, para penyembah, imam dan rakyat Yehuda menipu Allah dengan kepalsuan dalam perbadatan mereka.  Atas dasar inilah Allah ingin memanggil Mikha untuk menyampaikan pesan-Nya kepada Yehuda yang telah sesat.
Kebudayaan
Kebudayaan pada masa Mikha telah banyak dipengaruhi oleh kebudayaan asing seperti kebudayaan Mesir dan kebudayaan sekitar mereka.  Pengaruh itu dibawa melalui hubungan dengan bangsa lain seperti Mesir yang cukup sering berkunjung ke Israel dan begitu sebaliknya.  Sehingga kepercayaan-kepercayaan asing masuk ke Israel (seperti yang dianut oleh raja-raja Israel sebelumnya).  Budaya itulah yang membawa masuk juga ibadah penyembahan kepada dewa Molokh.  
Jenis Literatur
Dalam tulisannya, pesan yang disampaikan Mikha terkesan “kasar” bila dibandingkan dengan nabi-nabi sezamannya atau sebelumnya seperti gaya Amos, Hosea atau Yesaya.  Banyak hal-hal yang sangat mengagumkan bagi penafsir ketika memperhati struktur atau penyusunan kalimat-kalimat yang cenderung cepat berali dengan kasar ke bagian lain contohnya perubahan dari ‘ancaman’ kepada ‘janji’.  Meskipun demikian ini menjadi suatu bukti bahwa Mikha adalah penulis yang sangat memperhatikan gaya bahasa yang disampaikan, dia seorang yang pandai menggunakan paronomasia.[5]  Penggunaan kiasan seperti “gunung-gunung atau bukit-bukit untuk mendengarkan” dan kata-kata lainnya sangatlah baik sekali ini membuktikan kalau Mikha memiliki pemahaman yang sangat baik mengenai literature yang pas untuk pesan yang ia sampaikan. 
Dalam kitab Mikha ada tiga bagian penekanan atau fokus penyampaiannya yaitu Hukuman, Harapan, dan Janji.  Mikha menyampaikan hukuman yang akan dijatuhi Allah kepada Israel dan Yehuda karena ketidakberesan kehidupan mereka, ketidakadilan, dan kemunafikan dalam ibadah mereka.  Namun Allah tetap memberikan harapan akan kebaikan atau perdamaian dengan Allah yang disampaikan melalui janji-janji-Nya kepada umat-Nya.
Hubungan dengan Gereja Zaman ini
Meneliti kitab Mikha secara khusus pasal 6:1-8 memberikan banyak masukan bagi sejarah perjalanan gereja hingga zaman sekarang.  Allah begitu memperhatikan gereja-gereja-Nya.  Tidak akan pernah sekalipun Allah akan meninggal-kan gereja-Nya atau berbuat jahat kepada gereja-Nya.  Gereja terkadang lalai terhadap tugas yang diberikan Allah kepada mereka, gereja selalu sibuk dengan urusan ibadah di dalam gereja, pengerja-pengerja seolah-olah berbangga dengan praktik ibadah di dalam gereja.
Ibadah memang sanga penting, namun yang paling penting adalah kita harus mengerti dari esensi ibadah itu sendiri.  Kita harus tahu apa yang akan kita capai dalam ibadah itu, yaitu berkenan kepada Allah (Mikha 6:8). Hidup berlaku adil dan mencintai kesetiaan.  Kesetiaan kepada Tuhan atau iman, kesetiaan kepada panggilannya mula-mula.  

Uraian Ayat-Ayat
1Baiklah dengarkanlah firman yang diucapkan TUHAN: bangkitlah lancarkanlah pengaduan di depan gunungu-gunung, dan biarlah bukit-bukit mendengarkan suaramu!
Dalam bahasa terjemahan asli kata ‘baiklah’ menggunakan kata [m;v' shama` {shaw-mah'} artinya mendengarkan, memperhatikan, mendengarkan dengan penuh perhatian[6]. Bentuk imperative atau perintah.  Pesa pembukaan ini disampaikan dengan sungguh-sungguh dan  dan mengajak kita untuk memberikan perhatian penuh.  umat TUHAN diperintahkan untuk men-dengarkan; hear you now what the Lord say.  “Seorang nabi menyampaikan apa yang disampai-kan TUHAN kepadanya di dalam nama-Nya.  Orang-orang harus mendengarkannya bukan sebagai orang yang penuh dengan dosa, tetapi mendengarkan Firman dari Allah yang Hidup.”[7]   Seorang pengkotbah menyampaikan Firman Tuhan dihadapan jemaat, yang harus menjadi fokus perhatian jemaat adalah Firman Allah yang disampaikan bukan pengkotbahnya yang berdosa.  Sebagian orang memilih-milih pengkotbah yang akan diundang menyampaikan firman Allah di gereja.  Mika mengajak umat-Nya untuk mendengarkan perkataan TUHAN (hwhy) YHWY yaitu Allah Israel, TUHAN satu-satunya (Gen 3:14-15) Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub.  Bangsa Yehuda diajak untuk mendengarkan perkataan TUHAN Allah yang disembah oleh nenek moyang mereka yaitu Abraham, Ishak dan Yakub. 
Bangkitlah (arise) ~Wq quwm {koom} artinya bangkit/berdiri, dari posisi duduk kemudian berdiri.  Seperti seorang raja yang memasuki ruangan, setiap orang yang duduk di dalam ruangan akan berdiri.  Mikha mengajak umat Yehuda untuk bangkit dihadapan  karena Allah hadir di tengah-tengah mereka.  ‘Lancarkanlah pengaduan di antara gunung-gunung’.  DalamKJV di tulis demikian  “contend thou before the mountains’  terjemahan NIV “plead your case before the mountains”.  Pada bagian ini Mikha memerintahkan umat Yehuda untuk menyampaikan pengaduannya kepada TUHAN.  “Contend” dan “plead your case” ini seperti di dalam dunia peradilan, dimana tuntutan atau gugatan dilancarkan secara legal.  TUHAN, Umat-Nya, Mikha (sebagai nabi-Nya) sedang mengadakan sidang terkait dengan kondisi kehidupan umat-Nya.  Gunung-gunung (rh; har {har}) dan bukit-bukit (tA[b'G>h;)) baca gibah.  Gunung-gunung maupun bukit-bukit biasanya representative dari supranatural.  Allah berdiri di atas gunung, Allah menginjakkan kakinya di atas bukit.  Namum beberapa penafsir mengatakan bahwa gunung-gunung dan bukit-bukit merupakan representative dari berhala yang disembah oleh bangsa Yehuda.  Di sana mereka menyembah berhala mereka yang mengotori ibadah mereka kepada Allah.  Pada ayat 1 ini, hal yang paling unik adalah Allah memberikan kesempatan kepada bangsa Yehuda untuk menyampaikan pengaduan mereka .
2Dengarlah, hai gunung-gunung, pengaduan TUHAN, dan pasanglah telingan, hai dasar-dasar bumi! Sebab TUHAN mempunyai pengaduan terhadap umat-Nya, dan Ia berpekara dengan Israel.
Pada ayat kedua ini Allah menyatakan pengaduannya kepada umat-Nya.  Sama halnya dengan ayat pertama, di dalam ayat yang kedua ini juga nabi Mikha mengikut sertakan gunung-gunung dalam tulisan yang ia sampaikan.  Sebegitu dalamnya keinginan Allah untuk menyam-paikan perkaranya kepada Israel sehingga gunung-gunung diajak untuk mendengarkan penga-duan-Nya terhadap Israel.  “Demikian tajamnya perasaan YEHOVA dalam hal ini, sehingga Ia ingin gunung-gunung akan mengumandangkan suara-Nya pada waktu Ia memanggil umat-Nya untuk menyaksikan apakah mereka punya pengaduan terhadap diri-Nya.”[8]  TUHAN mempunyai pengaduan atau tuntutan dengan umat-Nya.  Kata Ibrani  “pengaduan” menggunakan kata yang sama seperti halnya pada ayat yang pertama.  TUHAN juga memiliki “tuntutan hukum” legal kepada Israel umat-Nya.  “..dan Ia berperkara dengan Israel”, kata berperkara xky yakach {yaw-kahh'} artinya mengadili/memeriksa.  TUHAN menuntut Israel akan perlakukan mereka terhadap kasih setia yang diberikan TUHAN di dalam kehidupan mereka.
3Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan kepadamu? Dengan apakah engkau telah Kulelahkan? Jawablah Aku! 
Umat-Ku dari kata Ibrani  ~[; `am {am}artinya umat, jemaat.  umat-Ku artinya miliki kepunyaan sendiri one’s own people.  Allah meminta jawaban dari umat kepunyaan-Nya sendiri mengenai perlakuan atau tindakan Israel yang berubah tidak setia kepada Allah.  “Mereka memperlakukan YHWH seolah-olah berlaku lalim terhadap mereka.  Tapi mereka tidak dapat menyebutkan suatu kesalahan pun yang dilakukan-Nya terhadap mereka.”[9]   Meskipun kasih setia Allah terus berlanjut sampai pada generasi-genarasi berikutnya namun hal itu tidak menjadi dasar kesetiaan Israel kepada TUHAN (YHWH).  Apakah YHWH dengan kesetiaan-Nya kepada umat-Nya pernah memberatkan mereka dengan segala hukum-hukum-Nya?.  “Dengan apakah engkau kulelahkan?”.  Apakah TUHAN pernah menyibukan mereka dengan hal yang tidak benar, apakah TUHAN pernah menguras tenaga mereka dengan kesia-siaan.  Justru Allah memberikan mereka kasih karunia dengan setia turun-temuru. 
4 Sebab Aku telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir dan telah  membebaskan engdaku dari rumah perbudakan dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai penganjurmu.
“..sejak dari zaman Musa dan Harun yang diutus-Nya untuk membawa mereka keluar dari perbudakan Mesir ke tanah perjanjian.”[10]  Nenek moyang Israel keluar dari tanah Mesir dengan pimpinan TUHAN.  Allah melepaskan mereka dari rumah perbudakan.  Di Mesir mereka dijajah sebagi kaum budak, kaum yang setiap saat mendapat  aniaya dari pribumi Mesir, menerima kasih karunia dengan membebaskan mereka dari tangang kerja paksa selama puluhan tahun.  Musa dan Harun diutus-Nya sebagai pengantara mereka dengan Allah.  Allah menebus umat-Nya dengan kuasa yang diacungkan kepada Mesir.  
5 Umat-Ku baiklah ingat apa yang dirancangkan oleh Balak, raja Moab dan apakah yang dijawab kepadanya oleh Bileam bin Beor dan apa yang telah terjadi dari Sitim sampai ke Gilgal, supaya engkau mengakui perbuatan-perbuatan keadilah dari TUHAN.
Bileam Bin Beor nabi Allah.  Kisahnya ditulis di dalam Bilangan pasal 23-24 ketika itu Umat Israel telah keluar dari Mesir dan masuk ke tanah Kanaan.  Adapun Balak raja Moab meminta Bileam untuk mengutuk Israel.  Tiga kali Balak meminta Bileam untuk menyerapah Israel, tiga kali pula Bileam mengucapkan berkat kepada Israel.  Penekanan utama dalam kisah ini adalah bahwa TUHAN Allah Israel tidak pernah menyerapah umat-Nya sendiri untuk menga-lami kemalangan.  Allahkah indahnya apabila umat Israle terus mengingat akan kemurahan Tuhan perjalanan sejarah masa lalu. 
TUHAN mengingatkan akan keadilannya kepada Israel, ketika mereka baru memasuki tanah Kanaan.  Allah membuat perkara besar dihadapan segala bangsa yang tinggal di tanah Kanaan.  Bahkan ketika raja Moab meminta Bileam mengutuk mereka, namun Allah tidak pernah merubah perjanjian-Nya kepada umat-Nya.  inilah kasih setia Tuhan kepada umat kepunyaan-Nya itu.    
6Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun?
Bagaimanakan sekarang, untuk memperbaiki hubungan dengan Allah menjadi damai?.  Dengan apakah Israel akan kembali dan mengaku dosanya atau mereka akan kembali dengan korban-korban mereka.  Apakah dengan korban-korban bakaran semuanya akan beres dan hubungan kembali membaik antara TUHAN dengan umat-Nya.  Mika menyinggung korban-korban sembelihan dan korban bakaran Israel yang tidak ada guna. 
7Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkan anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri.
Tawaran untuk ribuan domba jantan dan puluhan ribu curahan minyak, bisakan itu semua memperbaiki hubungan dengan Allah.  umat Israel terlalu terikan dengan upacara-upacara ibadah, sehingga esensi dari ibadah tersebut hilang dan diganti dengan praktik-praktik ibadah yang menjijikkan bagi Allah.  Mereka lebih terpokus pada korban-korban yang setiap hari tercurah di mezbah TUHAN.  Namun di sisi lain, hubungan personal mereka dengan TUHAN rusak parah. 
Sebanyak apa pun korban bakaran yang dipersembahkan kepada TUHAN, apabila hati kita dan kita sendiri tidak menegerti esensi dari ibadah tersebut maka tidak ada guna.  Tuhan tidak berkenan dengan puluhan ribu korban bakaran atau korban curahan.  Mika mengkritik penyembahan berhala yang selalu mengorbankan anak-anak kepada dewa Milke (Molokh) yang haus darah.  “Anak sulung..kebiasaan kafir untuk mempersembahkan anak sulung sebagi kurban juga sudah dilakukan orang Israel, selain berbagai praktek penyembahan kafir lainnya, pada zaman pemerintahan yang suram dari raja-raja Israel terakhir”[11]  .  Apakah dengan berbuat demikian maka Allah akan mengampuni dosa-dosa?  Apakah Allah menghendaki dari anak-anak sulung.    Allah tidak menerima pengganti.  Walaupun manusia mungkin berusaha menggantinya dengan berbagai persembahan yang mengesankan, perbuatan mereka yang menyakiti, yang penuh kekerasan dan penipuan.
8”Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik.  Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati dihadapan Allahmu?”.
Inilah bagian inti dari pesan nubuat yang disampaikan Mikha kepada umat Israel.  Tuhan telah menyampaikan keinginan-Nya kepada bangsa Israel, TUHAN meminta dengan tegas kepada umat-Nya yaitu untuk berbuat kebaikan.  Tuhan telah menunjukkan kepada kita yang baik yang harus kita lakukan.  Ini tidak hanya berlaku bagi umat Israel saja.  Tidak dikatakan ‘oh israel’ melainkan ‘oh manusia’ berarti ini menyatakan keseluruhan manusia yang menerima pesan Allah.  Tuhan telah menunjukkan kepada kita segala kebaikan yang harus kita lakukakan entah itu kebaikan moral, keadialan, kesetiaan dsb.  Tuhan tidak menuntuk sesuatu yang lain bagi dirinya sendiri, Tuhan tidak menuntut darah atau korban bakaran untuk diri-Nya sendiri.  Tuhan hanya menuntut manusia untuk berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati dihadapan Allah. 


[1] Frank M. Byond.  Kitab Nabi-Nabi Kecil (Malang: Penerbit Gandum Mas, 1982), 100.

[2] Hill and Walton. Survey Perjanjian Lama (Malang: Penerbit Gandum Mas, 2008), 643.

[3] Ibid. 645.
[4] Ibid.
[5] C.Hassel Bullock, Kitab Nabi-Nabi Kecil Perjanjian Lama. (Malang: Gandum Mas, 2002),146.

[6]Matthew Commentary. Bibleworks.

[7] Ibid.
[8]Frank M.  Boyd.  Kitab Nabi-Nabi Kecil  (Malang: Gandum Mas, 1982), 111.

[9] Tafsir Alkitab Masa Kini Vol. 2 (Ayub-Maleakhi)  (Jakarta: Yayasan Komunikasi Binas Kasih/OMF, 2001), 673.
[10]Ibid. 673-674.
[11] Handbook to the Bible. 504.