Selasa, 06 September 2011

Qualification of Christian Ministers


Qualification of Christian Ministers (chapter 3)
Ayt 1 Benarlah perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah."
Paulus mengawali bagian ini dengan sebuah peribahasa “orang yang menghendakai jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah ini”. Pernyataan yang hampir mirip juga Paulus nyatakan dalam 1:15 “ here is a trustworthy/true fhaitful”.  Pernyataan ini memang tidaklah sama dalam pengertiaannya.  Dalam 1:15 itu berkaitan dengan karya penebusan Kristus, sementara dalam 3:1 ini lebih menjelaskan kepada pernyataan manusia pada umumnya atau pernyataan yang popular saat itu.  Jadi lebih tepatnya dikatan demikian: “keinginan untuk memimpin adalah suatua cita-cita/ambisi yang terhormat.[1]  Namun keinginan itu bukanlah kehendak atau ambisi manusia semata.  Pelayan gereja haruslah betul-betul atas kehendak Allah.  Keinginan seseorang untuk menjadi penilik jemaat atau penetua hendakalah seperti keingina Abraham akan negeri surgawi.[2]
2 Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang,  Paulus pun menuliskan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh penilik jemaat atau penetua[3].  Seorang diaken haruslah hidupnya tidak bercela.  Persyaratan pertama dimulai dari lingkungan keluarga.  Keluarga sebagai gambaran kehidupan seseorang.  Apabila keluarganya kacau tidak ada kehidupan mana bisa mungkin dia terpilih menjadi penilik atau penetua.  Dia harus seorang yang memiliki reputasi baik di hadapan keluarga, anak-anak maupun istrinya.  Se-orang yang tidak bercacat, seorang yang tidak memiliki karakter buruk, karekakter jelek, sehing-ga reputasinya rusak di hadapan jemaat.[4]  Memiliki istri satu, tidak hidup dalam pernikahan poli-gami.  Atau lebih jelas lagi tidak terkaid skandal sesualitas dengan yang bukan pasangannya.[5]  Di dalam ruamh tangga Kristen seorang suami beristrikan satu orang dan sebaliknya[6].  Hal ini men-jadi peringatan keras bagi calon penetua atau penilik jemaat.  Selanjutnya dikatakan dapat mena-han diri.  Aslinya mengatakan dapat menahan diri dalam menggunakan anggur.[7]  
Seorang yang bijak sana, tahu apa yang berkenan kepada Allah, mengambil keputusan dengan penuh pertimbangan hidup seturut dengan hikmat Allah.  Suka member tumpangan, seperti halnya pesan Paulus kepada jemaat di Roma, supaya mereka memberikan tumpangan kepada orang-orang Kristen yang datang ke Roma.  Dan cakap mengajar orang,  ajarannya harus sesuai dengan doktrin  dan Firman Allah.  Seorang calon harus memiliki reputasi yang baik di dalam gereja maupun di luar gereja dengan demikian dia bisa menjadi teladan bagi semua orang dan orang-orang pun dapan mengikuti teladan kehidupannya. 
3 bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang,
Syarat yang berikutnya adalam  bukan peminum.[8]  Hidupnya harus jauh dari mabuk-mabuk.  Orang Efesus dan Kreta memiliki kecenderungan mabuk-mabukan saat merayakan satu hal.  Atau pun orang-orang Roma atau prajurit Roma yang menang perang, mereka akan mabuk-mabukan bahkan tidur dengan perempuan-perempuan sebagai ekspresi kemenangan.  Bukan berarti sama sekali tidak boleh minum anggur.  Paulus justru menganjurkan Timotius untuk menim anggur.  Tapi dalam hal ini, adalah jangan sampai mabuk sehingga hilang kesadaran atau kehilangan kendali.  Kita tahu orang mabuk tidak akan sadar dengan apa yang diperbuatnya.  Bahkan moraltasnya pun amblas.
Bukan seorang pemarah[9] dalam perkataan bahasa Yunani berati sabar atau cermat atau tidak suka bertengkar.  Tidak membalas kejahatan dengan kajahatan, bukan orang yang cepat naik pitam, bukan orang yang cepat mengeluarkan respon negative, bukan pula seorang yang ringan tangan atau yang suka memakai cara kekerasan dalam menyelesaikan masalah.  Tetapi haruslah seoran yang ramah, rendah hati, menyelesaikan persoalan dengan tangan dingin dan kepada dingin.
Bukan hamba uang,   hal ini sejajar dengan pernyataan Paulus dalam Epistel 6:10 yang mengatakan bahwa akar segala kejahatan adalah cinta akan uang.  Seorang hamba Tuhan harus memiliki konsep bahwa uang harus dikelola dengan berhikmat.  Uang harus menjadi hamba manusia artinya manusia sebagai pengelola keuangan.  Termasuk di dalam gereja, pelayanan dalam gereja tentunya berkaitan dengan hal uang yaitu persembahan.  Jadi pekerja Kristus harus hidup mengelola keuangan gereja dengan dasar cinta kepada Tuhan.  Jadi uang dipakai untuk melaksanakan pelayanan di dalam rumah Tuhan.
Seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. (4).
Seorang pemimpin keluarga yang baik, harus menjadi kepada keluarga yang disegani oleh anak-anak dan Isrtinya[10].   Seorang calon pekerja jemaat adalah seorang yang dapat me-mimpin keluarganya sendiri baru ia bisa  memimpin jemaat.  seorang ayah yang baik memiliki citra baik dihadapan anak-anaknya, mampu mengontrol anak-anaknya, berhasil mendidik anak-anaknya di hadapan Allah.  Dalam kehidupan rumah tangga Kristen, tanggung jawab mendidik anak-anak seturut dengan kebenaran Firman Allah sangatlah ditekankan.  Demikian juga dengan hubungannya dengan istri.  Harus menjadi suami yang baik dan berwibawa di hadapan istrinya.  Jika seorang tidak bisa memimpin di dalam rumah tangganya sendiri bagaimana ia mungkin bisa memimpin jemaat Allah?. 
Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis.
 Calon bukan berasal dari orang yang baru petobat[11].  Colon harus bebenar orang yang betul-betul memiliki pengetahuan akan Firman Allah.  Orang yang beru percaya ketika dipilih menjadi penetua akan cenderung menjadi sombong dengan dirinya.  Dia juga harus memiliki nama baik ditengah-tengah masyarakat pada umumnya, jangan sampai suatu waktu dia digugat oleh orang-orang luar karena kesalahannya.

Syarat-Syarat Diaken
Setelah selesai menjelaskan syarat-syarat bagi penetua atau gembala sidang.  Paulus kemudian menjelaskan tetang syarat-syarat diaken.  Sebenranya tidak jauh berbeda dari syarat-syarat bagi penetua atau gembala sidang, namun Paulus menambahkan beberapa hal di bagian ini. 
Demikian juga diaken-diaken haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah.
Seorang diaken harus terhormat di lingkungannya, harus bisa dipercaya dan memiliki wibawa.  Perbuatannya haruslah mencerminkan kebaikan, tidak menjadi orang yang plin-plan atau tidak tegas/ bercabang lidah[12].  Perkataannya haruslah konsisten dengan perbuatan.  J Wesley Brill berkata: “pelayan harus sopan dan jangan bercabang lidah, yaitu berkata begini kepada satu pihak dan berkata begitu kepada pihak lain dengan maksud supaya berkenan kepada kedua pihak.”[13]  Calon diaken haruslah orang yang berkata jujur, apa adanya, konsisten, berintegritas dan dapat dipercaya perkataan dan perbuatannya.
Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat. 
Dalam ilmu pemerintahan kita mengenal apa yang namanya fit and test properties atau uji kelayakan seorang calon.  Tes ini menyangkut kerohanian, mental dan fisik.  Ini juga yang dimaksudkan Paulus kepada para calon.  Calon pekerja Tuhan harusah diuji kelayakannnya terlebih dahulu apakah ia patut dan pantas diangkat atau memegang jabatan diaken.  Jabatan dalam sidang tidak boleh diberikan kepada orang yang belum layak bagi jabatan itu.  Segala keputusan-keputusannnya, kegiatannya dan hal tidak bercela harus diuji terlebih dahulu barulah diberi jabatan kalau ia kedapatan layak.
Keseluruhan pesan ini dituliskan Paulus bagi Timotius untuk memilih atau membentuk pekerja rumah Tuhan sesuai dengan akidah yang telah di tetapkan.   Prinsip-prinsip ini haruslah menjadi dasar fit and test properties seorang pekerja Tuhan di zaman sekarang ini.  Dia harus betul-betul menjadi seorang yang layak uji dalam pelayanan pekerjaan Tuhan.  Amin.





  





[1] The Apostle’s remark which opens this section of his letter-This is true saying-sounds superficially like his early statement in 1:15, “this is true faithful saying,’ but the resemblance is only apparent.  That earlier remark statement introduced a most significant teaching concer-ning the redeeming work of Christ.   But here no such solemn statement of faith is involved. ..the correct translation is :”there is a popular saying: “to aspire to leadership is an honorable ambi-tion”.  R. E. Howard et al.  Beacon Bible Commentary: Vol. 9  Galatians Through Philemon.  578.
[2] Tafsir Alkitab Masa Kini Vol 3: Matius-Wahyu.  BPK Gunung Mulia. 870.
[3] Penilik jemaat (yun. Episkopos) dan penetua (presbyteros) dalam zaman PB adalah per-kataan-perkataan yang sama-sama dipakai untuk pejabat yang sama.  Istilah pertama mencakup jabatan dan tugas, yang kedua, kehormatan dan kepangkatan.  Tiap-tiap jemaat loka mempunyai beberapa pejabat demikian.  Tafsiran Alkitab Masa Kini Vol 3: Matius-Wahyu.  BPK. Gunung Mulia.  718.
[4]  A leader in the church of Christ must have no obvious defect in his character and must be a person of unsullied reputation.  R. E. Howard, et al.  Beacon Bible Commentary Vol. 9: Galatians-Philemon.  579.     
[5]  Pasti itu berarti seorang yang tidak tersangkut dalam hubungan-hubungan gelap sesksual pada  masa lampau yang bertentangan dengan iman kristian.  Banyak orang yang bertobat  yang tersangkut dalam hubungan seksual.  Tafsir Alkitab Masa Kini. Vol 3. Matius-Wahyu.  BPK Gunung Mulia.  718.
[6] Here is a caution against polygamy, which posed a serious problem for the church whose members must be won to Christ out of a paganism which was easily tolerant of plural marriage.  R. E. Howard, et al.  Beacon Bible Commentary Vol. 9: Galatians-Philemon.  579.  
[7] Wycliffe.  The Wycliffe Bible Commentary Vol. 3: New Testament.  870.
[8] Frasa ini (Yun. Meparoinon, dari me berarti tidak dan paroinos, kata kerja majemuk ber-arti “pada, dengan, dekat anggur”.  Yang diterjemahkan secara harafiah tidak dekat dengan anggur.  Di sini Alkitab menuntut bahwa seorang penilik jemaat tidak boleh duduk disamping anggur, atau dengan anggur.  Atau dengan kata lain dia tidak boleh minum  anggur yang mema-bukkan, tergoda atau terbujuk olehnya, atau makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk.  Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan.  I Timotius 3:3.
[9] No striker is an expression which calls for some interpretation in this text.  Literally its means “not giver of blows” and has been translated by Kelly as “not given to Violence.”  A man of God must be characterized by Christian Love an restraint.  R. E. Howard, et al. Beacon Bible Commentary Vol 9: Galatians-Philmon.  581.     
[10] Salah satu syarat kunci bagi seorang penilik jemaat adalah kesetiaan dalam hubungan pernikahan dan keluarga.  Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan.  I Timitius 3:4
[11] Ketua2 dan gembala2 sidang djangalah dari orang jang baru pertjaja, jang baru mempela-djari agama Masehi.  Orang sematjam itu mudah sekali tjongkak dan menjangka bahwa ia tahu segala-galanja tetapi sebenarnja tidak.  Orang2 yang kurang pendidikanja tjenderung kepada kesombongan.  Setan telah djatuh oleh sebab ketjongkakan dan ketjongkakn itulah djerat setan.  J. Wesley Brill.  Lascar Tuhan Jang Tak Usah Malu.  The Christian Missionary Alliance. 38.

[12] Deacon are no to be double tongued, that is saying one thing to one person and another thing to another, and so giving rise to misunderstandings and discord and forfeiting the confi-dence of the churches they serve.  Charles R. Erdman.  The Pastoral Epistles Of Paul ( I and II Timothy, Titus).  The Westminster Press.  49.
[13] J. Wesley Brill. Laskar Tuhan Jang Tak Usah Malu. The Christian Missionary Alliance.  39. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar