Qualification of Christian Ministers (chapter 3)
Ayt 1 Benarlah
perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan
pekerjaan yang indah."
Paulus mengawali bagian ini dengan sebuah peribahasa “orang yang menghendakai jabatan penilik
jemaat menginginkan pekerjaan yang indah ini”. Pernyataan yang hampir mirip
juga Paulus nyatakan dalam 1:15 “ here is a trustworthy/true fhaitful”. Pernyataan ini memang tidaklah sama dalam
pengertiaannya. Dalam 1:15 itu berkaitan
dengan karya penebusan Kristus, sementara dalam 3:1 ini lebih menjelaskan
kepada pernyataan manusia pada umumnya atau pernyataan yang popular saat itu. Jadi lebih tepatnya dikatan demikian:
“keinginan untuk memimpin adalah suatua cita-cita/ambisi yang terhormat.[1] Namun keinginan itu bukanlah kehendak atau
ambisi manusia semata. Pelayan gereja
haruslah betul-betul atas kehendak Allah.
Keinginan seseorang untuk menjadi penilik jemaat atau penetua hendakalah
seperti keingina Abraham akan negeri surgawi.[2]
2 Karena itu penilik
jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat
menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, Paulus pun menuliskan syarat-syarat
yang harus dimiliki oleh penilik jemaat atau penetua[3]. Seorang diaken haruslah hidupnya tidak
bercela. Persyaratan pertama dimulai
dari lingkungan keluarga. Keluarga
sebagai gambaran kehidupan seseorang.
Apabila keluarganya kacau tidak ada kehidupan mana bisa mungkin dia
terpilih menjadi penilik atau penetua. Dia harus seorang yang memiliki reputasi baik
di hadapan keluarga, anak-anak maupun istrinya.
Se-orang yang tidak bercacat, seorang yang tidak memiliki karakter
buruk, karekakter jelek, sehing-ga reputasinya rusak di hadapan jemaat.[4] Memiliki istri satu, tidak hidup dalam
pernikahan poli-gami. Atau lebih jelas
lagi tidak terkaid skandal sesualitas dengan yang bukan pasangannya.[5] Di dalam ruamh tangga Kristen seorang suami
beristrikan satu orang dan sebaliknya[6]. Hal ini men-jadi peringatan keras bagi calon
penetua atau penilik jemaat. Selanjutnya
dikatakan dapat mena-han diri. Aslinya
mengatakan dapat menahan diri dalam menggunakan anggur.[7]
Seorang yang bijak sana, tahu apa yang berkenan kepada Allah,
mengambil keputusan dengan penuh pertimbangan hidup seturut dengan hikmat
Allah. Suka member tumpangan, seperti
halnya pesan Paulus kepada jemaat di Roma, supaya mereka memberikan tumpangan
kepada orang-orang Kristen yang datang ke Roma.
Dan cakap mengajar orang,
ajarannya harus sesuai dengan doktrin
dan Firman Allah. Seorang calon
harus memiliki reputasi yang baik di dalam gereja maupun di luar gereja dengan
demikian dia bisa menjadi teladan bagi semua orang dan orang-orang pun dapan
mengikuti teladan kehidupannya.
3 bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan
hamba uang,
Syarat yang berikutnya adalam bukan
peminum.[8] Hidupnya harus jauh dari mabuk-mabuk. Orang Efesus dan Kreta memiliki kecenderungan
mabuk-mabukan saat merayakan satu hal.
Atau pun orang-orang Roma atau prajurit Roma yang menang perang, mereka
akan mabuk-mabukan bahkan tidur dengan perempuan-perempuan sebagai ekspresi
kemenangan. Bukan berarti sama sekali
tidak boleh minum anggur. Paulus justru
menganjurkan Timotius untuk menim anggur.
Tapi dalam hal ini, adalah jangan sampai mabuk sehingga hilang kesadaran
atau kehilangan kendali. Kita tahu orang
mabuk tidak akan sadar dengan apa yang diperbuatnya. Bahkan moraltasnya pun amblas.
Bukan seorang pemarah[9]
dalam perkataan bahasa Yunani berati sabar atau cermat atau tidak suka
bertengkar. Tidak membalas kejahatan
dengan kajahatan, bukan orang yang cepat naik pitam, bukan orang yang cepat
mengeluarkan respon negative, bukan pula seorang yang ringan tangan atau yang
suka memakai cara kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Tetapi haruslah seoran yang ramah, rendah
hati, menyelesaikan persoalan dengan tangan dingin dan kepada dingin.
Bukan hamba uang, hal
ini sejajar dengan pernyataan Paulus dalam Epistel 6:10 yang mengatakan bahwa
akar segala kejahatan adalah cinta akan uang.
Seorang hamba Tuhan harus memiliki konsep bahwa uang harus dikelola
dengan berhikmat. Uang harus menjadi
hamba manusia artinya manusia sebagai pengelola keuangan. Termasuk di dalam gereja, pelayanan dalam
gereja tentunya berkaitan dengan hal uang yaitu persembahan. Jadi pekerja Kristus harus hidup mengelola
keuangan gereja dengan dasar cinta kepada Tuhan. Jadi uang dipakai untuk melaksanakan
pelayanan di dalam rumah Tuhan.
Seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh
anak-anaknya. (4).
Seorang pemimpin keluarga yang baik, harus menjadi kepada keluarga
yang disegani oleh anak-anak dan Isrtinya[10]. Seorang calon pekerja jemaat adalah seorang
yang dapat me-mimpin keluarganya sendiri baru ia bisa memimpin jemaat. seorang ayah yang baik memiliki citra baik
dihadapan anak-anaknya, mampu mengontrol anak-anaknya, berhasil mendidik
anak-anaknya di hadapan Allah. Dalam
kehidupan rumah tangga Kristen, tanggung jawab mendidik anak-anak seturut
dengan kebenaran Firman Allah sangatlah ditekankan. Demikian juga dengan hubungannya dengan
istri. Harus menjadi suami yang baik dan
berwibawa di hadapan istrinya. Jika
seorang tidak bisa memimpin di dalam rumah tangganya sendiri bagaimana ia
mungkin bisa memimpin jemaat Allah?.
Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi
sombong dan kena hukuman Iblis.
Calon bukan berasal dari
orang yang baru petobat[11]. Colon harus bebenar orang yang betul-betul
memiliki pengetahuan akan Firman Allah.
Orang yang beru percaya ketika dipilih menjadi penetua akan cenderung
menjadi sombong dengan dirinya. Dia juga
harus memiliki nama baik ditengah-tengah masyarakat pada umumnya, jangan sampai
suatu waktu dia digugat oleh orang-orang luar karena kesalahannya.
Syarat-Syarat Diaken
Setelah selesai menjelaskan syarat-syarat bagi penetua atau
gembala sidang. Paulus kemudian
menjelaskan tetang syarat-syarat diaken.
Sebenranya tidak jauh berbeda dari syarat-syarat bagi penetua atau
gembala sidang, namun Paulus menambahkan beberapa hal di bagian ini.
Demikian juga diaken-diaken haruslah orang terhormat, jangan
bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah.
Seorang diaken harus terhormat di lingkungannya, harus bisa
dipercaya dan memiliki wibawa. Perbuatannya
haruslah mencerminkan kebaikan, tidak menjadi orang yang plin-plan atau tidak
tegas/ bercabang lidah[12]. Perkataannya haruslah konsisten dengan
perbuatan. J Wesley Brill berkata:
“pelayan harus sopan dan jangan bercabang lidah, yaitu berkata begini kepada
satu pihak dan berkata begitu kepada pihak lain dengan maksud supaya berkenan
kepada kedua pihak.”[13] Calon diaken haruslah orang yang berkata
jujur, apa adanya, konsisten, berintegritas dan dapat dipercaya perkataan dan
perbuatannya.
Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan
itu setelah ternyata mereka tak bercacat.
Dalam ilmu pemerintahan kita mengenal apa yang namanya fit and
test properties atau uji kelayakan seorang calon. Tes ini menyangkut kerohanian, mental dan
fisik. Ini juga yang dimaksudkan Paulus
kepada para calon. Calon pekerja Tuhan
harusah diuji kelayakannnya terlebih dahulu apakah ia patut dan pantas diangkat
atau memegang jabatan diaken. Jabatan
dalam sidang tidak boleh diberikan kepada orang yang belum layak bagi jabatan
itu. Segala keputusan-keputusannnya,
kegiatannya dan hal tidak bercela harus diuji terlebih dahulu barulah diberi
jabatan kalau ia kedapatan layak.
Keseluruhan pesan ini dituliskan Paulus bagi Timotius untuk
memilih atau membentuk pekerja rumah Tuhan sesuai dengan akidah yang telah di
tetapkan. Prinsip-prinsip ini haruslah
menjadi dasar fit and test properties seorang pekerja Tuhan di zaman sekarang
ini. Dia harus betul-betul menjadi seorang
yang layak uji dalam pelayanan pekerjaan Tuhan.
Amin.
[1] The Apostle’s
remark which opens this section of his letter-This is true saying-sounds superficially like his early statement
in 1:15, “this is true faithful saying,’
but the resemblance is only apparent.
That earlier remark statement introduced a most significant teaching
concer-ning the redeeming work of Christ. But here no such solemn statement of faith is
involved. ..the correct translation is :”there is a popular saying: “to aspire
to leadership is an honorable ambi-tion”.
R. E. Howard et al. Beacon
Bible Commentary: Vol. 9 Galatians
Through Philemon. 578.
[2] Tafsir
Alkitab Masa Kini Vol 3: Matius-Wahyu.
BPK Gunung Mulia. 870.
[3] Penilik jemaat
(yun. Episkopos) dan penetua (presbyteros) dalam zaman PB adalah per-kataan-perkataan
yang sama-sama dipakai untuk pejabat yang sama.
Istilah pertama mencakup jabatan dan tugas, yang kedua, kehormatan dan
kepangkatan. Tiap-tiap jemaat loka
mempunyai beberapa pejabat demikian. Tafsiran
Alkitab Masa Kini Vol 3: Matius-Wahyu.
BPK. Gunung Mulia. 718.
[4] A leader in the church of Christ must have no
obvious defect in his character and must be a person of unsullied
reputation. R. E. Howard, et al. Beacon Bible Commentary Vol. 9:
Galatians-Philemon. 579.
[5] Pasti itu berarti seorang yang tidak tersangkut
dalam hubungan-hubungan gelap sesksual pada
masa lampau yang bertentangan dengan iman kristian. Banyak orang yang bertobat yang tersangkut dalam hubungan seksual. Tafsir Alkitab Masa Kini. Vol 3.
Matius-Wahyu. BPK Gunung Mulia. 718.
[6] Here is a
caution against polygamy, which posed a serious problem for the church whose
members must be won to Christ out of a paganism which was easily tolerant of
plural marriage. R. E. Howard, et
al. Beacon Bible Commentary Vol. 9:
Galatians-Philemon. 579.
[7] Wycliffe. The Wycliffe Bible Commentary Vol. 3: New
Testament. 870.
[8] Frasa ini (Yun.
Meparoinon, dari me berarti tidak dan paroinos, kata kerja majemuk ber-arti
“pada, dengan, dekat anggur”. Yang
diterjemahkan secara harafiah tidak dekat dengan anggur. Di sini Alkitab menuntut bahwa seorang
penilik jemaat tidak boleh duduk disamping anggur, atau dengan anggur. Atau dengan kata lain dia tidak boleh
minum anggur yang mema-bukkan, tergoda
atau terbujuk olehnya, atau makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. I Timotius 3:3.
[9] No striker is
an expression which calls for some interpretation in this text. Literally its means “not giver of blows” and
has been translated by Kelly as “not given to Violence.” A man of God must be characterized by
Christian Love an restraint. R. E.
Howard, et al. Beacon Bible Commentary Vol 9: Galatians-Philmon. 581.
[10] Salah satu
syarat kunci bagi seorang penilik jemaat adalah kesetiaan dalam hubungan
pernikahan dan keluarga. Alkitab
Penuntun Hidup Berkelimpahan. I Timitius
3:4
[11] Ketua2 dan
gembala2 sidang djangalah dari orang jang baru pertjaja, jang baru
mempela-djari agama Masehi. Orang
sematjam itu mudah sekali tjongkak dan menjangka bahwa ia tahu segala-galanja
tetapi sebenarnja tidak. Orang2 yang
kurang pendidikanja tjenderung kepada kesombongan. Setan telah djatuh oleh sebab ketjongkakan
dan ketjongkakn itulah djerat setan. J.
Wesley Brill. Lascar Tuhan Jang Tak
Usah Malu. The Christian Missionary Alliance.
38.
[12] Deacon are no
to be double tongued, that is saying one thing to one person and another thing
to another, and so giving rise to misunderstandings and discord and forfeiting
the confi-dence of the churches they serve.
Charles R. Erdman. The
Pastoral Epistles Of Paul ( I and II Timothy, Titus). The Westminster Press. 49.
[13] J. Wesley
Brill. Laskar Tuhan Jang Tak Usah Malu. The Christian Missionary
Alliance. 39.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar